Desain dan Nominal
Mungkin diantara kita pernah atau sering merasa kesulitan dalam menentukan tarif sebuah proyek desain, terkadang harga menjadi tidak relevan dengan desain yang dihasilkan.
Harga desain, bisa dibilang harga gelap. Hampir tidak ada patokan resmi tentang harga desain. Untuk desain sebuah banner ukuran 60 x 160 saja, ada yang menghargakan Rp. 70.000, Rp. 250.000, Rp. 1.000.000,- bahkan Rp. 10.000.000,-!
Jadi memang bisa dibilang tidak jelas standarnya. Namun ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan,
Dari sisi desainer :
1. Skill yang dimiliki,
Yang dimaksud disini adalah pemahaman komunikasi visual, marketing, advertising dan penguasaan perangkat komputer grafis tentunya. Semakin baik skill yang dimiliki maka semakin besar kemungkinan mendapatkan bayaran yang sesuai.
2. Jam terbang,
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya portofolio yang dimiliki, berapa banyak klien yang sudah dilayani dan sudah berapa lama bergelut di dunia desain. Hal ini menentukan kredibiltas dan nilai jual di mata klien. Dengan kredibilitas tersebut, kita dapat menentukan harga ideal untuk sebuah desain.
3. Referensi dari klien lama kepada klien baru,
Jika seorang klien dari sebuah institusi sudah lama menggunakan jasa kita, terlebih lagi klien tersebut sangat puas, tidak menutup kemungkinan mereka akan memberikan referensi kepada rekan-rekan mereka untuk menggunakan jasa desain dari kita.
Dari Sisi Klien :
1. Penghargaan klien kita terhadap desain.
Mengharapkan bayaran Rp. 2.000.000,- untuk sebuah desain banner kepada klien yang hanya butuh jasa digital printing sama seperti pungguk merindukan bulan. Klien seperti ini menganggap bahwa jasa desain sudah include dengan printing. Klien yang tidak mengerti mungkin kebingungan mengapa untuk sebuah desain cover buku yang “cuma begitu” saja harus membayar Rp. 800.000,- misalnya, padahal ketika dibawa ke “tukang setting” di percetakan hanya harus membayar Rp. 50.000,- saja.
2. Kemampuan finansial klien.
Ada kalanya, klien menghargai desain kita, juga memahami pentingnya desain, tetapi kemampuan finansial yang tidak mencukupi. Untuk yang seperti ini, tidak ada gunanya memaksakan harga ideal.
Berbeda dengan klien yang punya cukup dana dan menghargai desain. Untuk yang seperti ini tentu sangat ideal.
Kombinasi dari semua itulah yang pada akhirnya menghasilkan tarif desain yang pas. Namun pada akhirnya yang menentukan harga desain adalah kesepakatan kita dan klien serta kepuasan klien terhadap karya kita.
Harga desain, bisa dibilang harga gelap. Hampir tidak ada patokan resmi tentang harga desain. Untuk desain sebuah banner ukuran 60 x 160 saja, ada yang menghargakan Rp. 70.000, Rp. 250.000, Rp. 1.000.000,- bahkan Rp. 10.000.000,-!
Jadi memang bisa dibilang tidak jelas standarnya. Namun ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan,
Dari sisi desainer :
1. Skill yang dimiliki,
Yang dimaksud disini adalah pemahaman komunikasi visual, marketing, advertising dan penguasaan perangkat komputer grafis tentunya. Semakin baik skill yang dimiliki maka semakin besar kemungkinan mendapatkan bayaran yang sesuai.
2. Jam terbang,
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya portofolio yang dimiliki, berapa banyak klien yang sudah dilayani dan sudah berapa lama bergelut di dunia desain. Hal ini menentukan kredibiltas dan nilai jual di mata klien. Dengan kredibilitas tersebut, kita dapat menentukan harga ideal untuk sebuah desain.
3. Referensi dari klien lama kepada klien baru,
Jika seorang klien dari sebuah institusi sudah lama menggunakan jasa kita, terlebih lagi klien tersebut sangat puas, tidak menutup kemungkinan mereka akan memberikan referensi kepada rekan-rekan mereka untuk menggunakan jasa desain dari kita.
Dari Sisi Klien :
1. Penghargaan klien kita terhadap desain.
Mengharapkan bayaran Rp. 2.000.000,- untuk sebuah desain banner kepada klien yang hanya butuh jasa digital printing sama seperti pungguk merindukan bulan. Klien seperti ini menganggap bahwa jasa desain sudah include dengan printing. Klien yang tidak mengerti mungkin kebingungan mengapa untuk sebuah desain cover buku yang “cuma begitu” saja harus membayar Rp. 800.000,- misalnya, padahal ketika dibawa ke “tukang setting” di percetakan hanya harus membayar Rp. 50.000,- saja.
2. Kemampuan finansial klien.
Ada kalanya, klien menghargai desain kita, juga memahami pentingnya desain, tetapi kemampuan finansial yang tidak mencukupi. Untuk yang seperti ini, tidak ada gunanya memaksakan harga ideal.
Berbeda dengan klien yang punya cukup dana dan menghargai desain. Untuk yang seperti ini tentu sangat ideal.
Kombinasi dari semua itulah yang pada akhirnya menghasilkan tarif desain yang pas. Namun pada akhirnya yang menentukan harga desain adalah kesepakatan kita dan klien serta kepuasan klien terhadap karya kita.
Comments
Post a Comment